Ia juga mengajak audiens berefleksi tentang pertanyaan mendasar dalam kehidupan, yaitu “Siapa sebenarnya aku?”
Menurutnya, pertanyaan ini sering diajukan, tetapi jawabannya tidak pernah menyasar pada inti masalah.
“Kita bertanya pada pemimpin di Jakarta, kita ini siapa dan mau ke mana? Tetapi jawabannya justru hal-hal pragmatis, seperti bantuan sosial dan makan gratis,” sindirnya.
Lebih lanjut, Sujiwo menekankan pentingnya memahami ajaran agama secara holistik.
Ia menilai banyak orang hanya membesar-besarkan aspek ritual seperti salat, tetapi mengabaikan makna dan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari.
“Kalau salat benar-benar dijalankan dengan baik, otomatis negeri ini akan baik. Artinya, kalau saya ada di forum ini, saya mendengarkan dengan sepenuh hati. Itu cara salat saya,” ujarnya.
Rektor USM, Supari Priambodo, dalam paparannya menyoroti dua permasalahan utama yang dihadapi bangsa ini, yakni soal kebenaran dan kemandirian.
Menurutnya, di era disrupsi dan perkembangan kecerdasan buatan, kebenaran menjadi semakin subjektif karena banyak orang hanya percaya pada kebenaran yang ada di kepala masing-masing.
“Di jalan-jalan dan di mana saja, konsep benar itu hanya ada di kepala kita masing-masing. Padahal, seharusnya kebenaran didasarkan pada pendekatan ilmiah,” tegasnya.
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp sorotmerahputih.com klik di sini
















Terima kasih, sukses selalu buat sorot merah putih