Sorot Merah Putih, Jakarta – Pemerintah terus mempercepat program hilirisasi dengan memperluas pembangunan kilang minyak (refinery) dan fasilitas pendukung guna meningkatkan ketahanan energi nasional.
Dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin (10/03/2025) malam, diputuskan bahwa kapasitas pembangunan refinery akan ditingkatkan hingga 1 juta barrel per hari.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa perubahan rencana ini bertujuan untuk menciptakan pemerataan pembangunan di berbagai wilayah Indonesia.
“Semula, kapasitas kilang yang akan dibangun sebesar 500.000 barrel per hari, namun kini ditingkatkan menjadi 1 juta barrel per hari. Kilang ini akan dibangun di beberapa lokasi strategis seperti Kalimantan, Jawa, Sulawesi, serta Maluku-Papua,” ujar Bahlil kepada awak media usai rapat.
Selain pembangunan refinery, pemerintah juga akan membangun fasilitas penyimpanan (storage) dengan kapasitas 1 juta barrel per hari. Tak hanya di sektor minyak dan gas, pemerintah turut mendorong pengembangan dimethyl ether (DME) sebagai substitusi LPG, serta memperluas hilirisasi di sektor perikanan, perkebunan, dan kehutanan.
“Khusus untuk sektor mineral dan batu bara, selain bauksit, kita juga akan mendorong hilirisasi nikel dan timah. Selain itu, pemerintah juga akan membangun fasilitas pengolahan solar panel dan pasir kuarsa sebagai bagian dari pengembangan mineral kritikal, mengingat ini merupakan potensi keunggulan komparatif bagi Indonesia,” tambah Bahlil.
Sementara itu, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani menegaskan bahwa pemerintah membuka peluang investasi bagi pelaku usaha nasional maupun investor asing untuk berpartisipasi dalam proyek hilirisasi yang telah matang.
“Kami akan melakukan evaluasi secara independen, mempertimbangkan aspek pengembalian investasi, pengurangan impor energi, serta penciptaan lapangan kerja. Hilirisasi ini tidak hanya berorientasi pada keuntungan ekonomi, tetapi juga diarahkan agar selaras dengan target pemerintah mencapai net zero emission pada 2060,” ujar Rosan.
Rapat terbatas ini menjadi langkah strategis pemerintah dalam mempercepat hilirisasi industri guna mengurangi ketergantungan impor, meningkatkan nilai tambah sumber daya alam, serta menciptakan lebih banyak lapangan kerja bagi masyarakat.
Dengan adanya langkah ini, Indonesia diharapkan semakin mandiri dalam sektor energi dan industri, sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.*Boelan
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp sorotmerahputih.com klik di sini