Sorot Merah Putih, Jakarta – Kementerian Transmigrasi menegaskan pendidikan menjadi pondasi transmigrasi masa kini yang mengajarkan ketangguhan, kepemimpinan, dan keberanian.
Pendidikan bukan sekadar instrumen pembangunan, melainkan jantung dari transformasi sosial dan ekonomi di kawasan transmigrasi.
Wakil Menteri Transmigrasi, Viva Yoga Mauladi, menyebut salah satu program unggulan Kementerian Transmigrasi (Kementrans) saat ini adalah Transmigrasi Lokal (Translok).
Program ini dirancang untuk menjawab tantangan pemukiman dan pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah, termasuk di Rempang, Kota Batam, Kepulauan Riau.
“Mereka direncanakan dipindahkan dari satu kecamatan ke kecamatan lain yang masih berada dalam Kota Batam,” ujarnya.
Translok yang direncanakan tidak hanya sekadar memindahkan penduduk namun di sana juga ada pembangunan fasilitas lainnya.
“Di Rempang akan kita bangun Kawasan Ekonomi Terpadu (KET)”, jelas dia.
KET ini nantinya akan terhubung dengan kawasan industri yang ada di Batam dan Galang. Dengan demikian pembangunan itu akan menciptakan lapangan kerja baru dalam berbagai macam usaha termasuk UMKM.
“Translok sedikit demi sedikit telah memberi kesadaran masyarakat manfaat transmigrasi,” ucapnya.
Paparan Viva Yoga diatas disampaikan beberapa waktu lalu, kepada 400 mahasiswa Program Pascasajarna Universitas Prof. Dr, Moestopo (Beragama) dalam Seminar Nasional yang bertema ‘Pembangunan Ekonomi di Kawasan Transmigrasi Guna Menciptakan Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru’.
Lebih lanjut dikatakan dalam membangun kawasan transmigrasi, Kementrans mengikuti arahan dari Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai pihak guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Kementerian tidak hanya berkolaborasi dengan Kementerian dan Lembaga negara lainnya namun juga dengan investor.
“Kementrans mampu mendatangkan investor dari Swiss untuk tanam kakao seluas 10.000 Ha di kawasan transmigrasi di Sulawesi Barat,” tuturnya.
Dengan adanya kolaborasi dengan berbagai pihak serta pembangunan kawasan transmigrasi sebagai KET maka jangan lagi ada bayangan kawasan transmigrasi adalah kawasan hutan yang masih sepi dan lengang.
“KET di Rempang kan dekat Singapura dan Johor Malaysia yang merupakan kota metropolitan,” paparnya.
Dalam kesempatan itu, Viva Yoga mengungkap data penempatan transmigran di tahun 2023 dan 2024 menunjukan tingkat pendidikan mereka 32 persen lulusan SD dan hanya 1 persen lulusan S1.
Agar lebih maksimal dalam mengelola kawasan transmigrasi maka Kementrans mempunyai program Transmigrasi Patriot.
Dikatakannya, Transmirasi Patriot adalah program Kementrans yang terdiri dari beasiswa patriot yang akan menghasilkan sarjana penggerak transmigrasi.
Sementara Ekspedisi Patriot yang akan menghasilkan produk riset dalam rangka optimalisasi pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi.
“Program ini bukan sekadar beasiswa tapi gerakan nasional untuk membangun kawasan transmigrasi sebagai pilar ekonomi,” tegasnya.
Dengan Transmigrasi Patriot, Prabowo dan Kementrans ingin kawasan transmigrasi diisi oleh anak-anak muda yang memiliki jenjang S1, S2, dan S3, yang pintar, memiliki daya juang tinggi, mempunyai jiwa kewirausahaan untuk mengembangkan kawasan transmigrasi.
“Silahkan mahasiswa Program Sarjana Universitas Moestopo bila ingin mengembangkan kawasan transmigrasi bisa melamar Transmigrasi Patriot,” tutup Viva Yoga.
Sebagai informasi, Kementrans berencana membuka pendaftaran Program Transmigrasi Patriot, yang mencakup beasiswa untuk S2 dan S3, pada akhir Mei 2025.
Beasiswa ini ditujukan bagi generasi muda Indonesia yang berjiwa bela negara dan memiliki minat di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics), serta akan dikolaborasikan dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Beasiswa Transmigrasi Patriot ini merupakan bagian dari Program Transmigrasi Patriot yang lebih luas, yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dan mengembangkan Kawasan Transmigrasi menjadi lebih berdaya.
Beasiswa ini akan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan S2 dan S3 di universitas dalam dan luar negeri.
Adapun syarat pendaftaran, program studi yang ditawarkan, dan mekanisme seleksi akan diumumkan lebih lanjut melalui website resmi Kementerian Transmigrasi dan LPDP.*Boelan
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp sorotmerahputih.com klik di sini















