Sorot Merah Putih, Jakarta – Presiden Ri terpilih sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, bertemu dengan Presiden RI ke-5 yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, pada Senin malam, 7 April 2025.
Pertemuan tersebut berlangsung di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.
Pertemuan ini menjadi momen bersejarah yang disambut positif oleh banyak pihak, mengingat pentingnya konsolidasi nasional di tengah tantangan global dan kebutuhan memperkuat demokrasi di dalam negeri.
Meskipun kedua tokoh memiliki latar belakang politik berbeda dan pernah berada di posisi berseberangan dalam kontestasi Pemilu, pertemuan ini menjadi simbol bahwa persatuan dan dialog tetap menjadi fondasi utama dalam politik Indonesia.
Pertemuan Prabowo-Megawati
Pertemuan ini juga menjadi simbol penting bahwa perbedaan politik tidak menjadi penghalang bagi para tokoh bangsa untuk duduk bersama demi kepentingan rakyat.
Setelah Pemilu Presden 2024 selesai, dan terpilh Prabowo Subianto sebagai Presiden, muncul pertanyaan dan berbagai spekulasi tentang Sikap PDI Perjuangan selanjutnya antara Oposisi dan Koalisi.
Simpul Aktivis Angkatan 1998 (SIAGA 98) menyakini dengan mencermati pernyataan Megawati Soekarno Putri secara cermat maka dua hal ini (red-Oposisi dan Koalisi) dipastikan tidak terjadi.
“Bukan Oposisi dan juga bukan Kaolisi,” ucap Hasanuddin, Koordinator SIAGA 98, Kamis (17/04/2025).
“Dalam banyak kesempatan, Megawati Soekarno Putri menyampaikan bahwa dalam sistem ketatanegaaran kita yang presidensial, bukan parlementer, maka PDI Perjuangan tidak akan menempuh jalan Oposisi dan juga koalisi,” lanjutnya menjelaskan.
Konsekuensi dari pemahaman ini, menurutnya, dan pemaknaan ideologis mendalam soal nasionalisme atau persatuan nasional dari Tokoh Megawati, maka sikap dan posisi yang tepat adalah kerjasama bagi kepentingan bangsa dan negara.
Oleh sebab itu, SIAGA 98 membaca setelah Presiden Prabowo Subianto bertemu Megawati Soekarno Putri adalah jalan menuju kerjasama.
“Baik Megawati dan Prabowo dalam kapasitas petinggi partai (Gerindra-PDI Perjuangan) maupun kerjasama antara Presiden RI ke 5 dan Presiden RI ke 8, maupun kerjasama antara sahabat lama,” terangnya.
Hal ini makin di tegaskan oleh Petinggi Partai Gerindra Sufmi Dasco, dengan memaknai pertemuan sebagai kebersamaan.
“Oleh sebab itu SIAGA 98 melihat ke depan, akan ada banyak ruang kerjasama antara Prabowo-Megawati dalam membangun Indonesia Raya,” ungkap Hasanuddin.
Sehingga, lanjutnya, apakah PDI Perjuangan masuk dalam kabinet atau tidak? sudah diluar konteks dan menjadi tidak penting lagi.
Namun, Hasanuddin menilai, dipastikan di DPR (Parlemen) hubungan ini akan terlihat jelas kerjasamanya.
“Dan Prabowo Subianto tentu akan mempertimbangkan banyak hal masukan dari Megawati Soekarno Putri karena sesama tokoh bersikap negarawan yang juga menjadi petinggi partai dan sahabat lama,” tuturnya.
SIAGA 98 melihat konsolidasi nasional dalam kerangka kebersamaan membangun bangsa dan negara adalah penting, ditengah ketidakpastian global.
“Tentu ada pihak yang tidak menghendaki hal ini, semata melihat politik sebagai sarana kekuasaan,” ujarnya.
Namun, SIAGA 98 melihat kerjasama ini akan berjalan baik karena ada sosok Sufmi Dasco, Puan Maharani dan Budi Gunawan.
“Kami, SIAGA 98 melihat akan terjadi kerja sama yang baik dengan yang mampu tidak hanya mengkomunikasikan kehendak kedua tokoh naisonal ini, tetapi juga mengoperasionalkannya untuk kepentingan bangsa dan negara,” pungkasnya.*Boelan
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp sorotmerahputih.com klik di sini