Sorot Merah Putih, Jakarta – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memastikan bahwa modul perlindungan dan pengasuhan anak akan menjadi bagian integral dari kurikulum Sekolah Rakyat, sekolah berbasis asrama yang dirancang khusus untuk anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
Langkah ini diambil untuk mengantisipasi risiko perundungan (bullying), kekerasan seksual, serta intoleransi di lingkungan pendidikan tersebut.
Hal itu disampaikan Komisioner KPAI Ai Rahmayanti dalam konferensi pers Retret Tahap II Kepala Sekolah Rakyat di Pusdiklatbangprof Kemensos, Margaguna, Jakarta Selatan, Rabu (2/7/2025).
“Untuk Sekolah Rakyat ini karena berbasis asrama, maka harus mendapat pengasuhan yang tepat. Dari beberapa kementerian terkait, kami telah membahas dan menyusun modul perlindungan dan pengasuhan,” ujar Ai.
Modul tersebut, lanjut Ai, disusun sebagai panduan bagi kepala sekolah, guru, dan tenaga pendidik agar mampu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan ramah anak.
“Artinya, meskipun ada pengasuh pengganti, pendekatan yang digunakan tetap harus berbasis pada hak anak dan HAM. Kita ingin ada kebijakan keselamatan anak yang menyeluruh, dari penyadaran, pencegahan, pelaporan hingga penanganan,” tegasnya.
Lingkungan Aman dan Ramah Anak
Dalam acara pembukaan retret tersebut, hadir pula Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono, Komandan Resimen Arhanud 1/Falatehan Kolonel Arh Tamaji, serta perwakilan dari Kemendikdasmen, Kemendagri, Kemenag, dan BKN.
Gus Ipul menegaskan bahwa modul perlindungan dan pengasuhan akan menjadi bagian resmi dalam kurikulum Sekolah Rakyat.
Menurutnya, kepala sekolah dan guru harus dibekali secara memadai agar mampu mengelola dinamika pengasuhan dalam sistem sekolah berasrama.
“Kita masukkan modul ini ke dalam kurikulum. Kepala sekolah dan guru harus memahami substansi perlindungan anak dengan baik,” kata Gus Ipul.
Untuk memperkuat pemahaman tersebut, Kemensos turut menggandeng KPAI serta kementerian terkait dalam proses pembekalan.
Selain itu, teknologi seperti CCTV juga akan digunakan sebagai upaya antisipatif terhadap potensi kekerasan atau penyimpangan perilaku di lingkungan sekolah.
100 Titik Siap, 10 Ribu Lebih Siswa Bergabung
Gus Ipul juga menyampaikan bahwa sebanyak 100 titik lokasi Sekolah Rakyat telah siap menyambut masa matrikulasi dan orientasi yang akan dimulai pada 14 Juli 2025.
Sementara itu, 100 titik tambahan masih dalam tahap persiapan, termasuk proses rekrutmen guru dan siswa.
“Alhamdulillah kita makin mantap menyambut 14 Juli. Yang 100 titik pertama sudah siap, dan 94 titik tambahan akan mulai rekrutmen minggu ini. Insya Allah bisa menampung lebih dari 10 ribu siswa. Target kita nanti mencapai 200 titik,” ungkapnya.
Peluncuran resmi Sekolah Rakyat sendiri masih menunggu penjadwalan dari Presiden Prabowo Subianto.
“Tanggal 14 Juli kita mulai masa matrikulasi, masa orientasi, dan saling mengenal. Untuk peresmiannya kita tinggal tunggu waktu dari presiden,” tandasnya.*
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp sorotmerahputih.com klik di sini