oleh :
Mitha Layuk (Tata)
Humas Kongres VII IKA UKI
_Memaknai Kembali Pemikiran-Pemikiran Para Pendiri Universitas Kristen Indonesia (UKI)_
Sorot Merah Putih, Jakarta – Peran umat Kristiani dalam mengisi kemerdekaan 17 Agustus 1945 adalah salah satu pokok pemikiran yang muncul pada Sidang Raya Dewan Gereja-Gereja Indonesia di Tomohon, Sulawesi Utara pada tahun 1950.
Rekomendasi ini kemudian ditindak lanjuti dengan pembentuan panitia yang mengkaji tentang hal tersebut. Sejak awal benang merah antara kelahiran republik yang baru merdeka dengan sejarah lahirnya UKI telah tercipta.
Delapan tahun paska Republik Indonesia di proklamirkan, 15 Oktober 1953 UKI berdiri. Meski terpaut delapan tahun, perjalanan bangsa dan negara ini selalu beriringan dan beririsan dengan perjalanan UKI.
Pada permulan hanya dua fakultas, yakni, Pertama, Fakultas Sastra Filsafat dengan 2 tujuan atau Sub Fakultas yakni Pendidikan & Bahasa Inggris.
Kedua, Fakultas Ekonomi. Melahirkan para tenaga pengajar atau pendidik sebagai kontribusi bagi bangsa dan negara di bidang pendidikan & pengetahuan ekonomi.
Sejalan dengan Tridarma Perguruan Tinggi, Motto UKI “Melayani Bukan Dilayani” menjadi landasaan historis dan filosofis yang kemudian menjelaskan bagaimana perhatian dan kecintaan UKI akan Indonesia.
Sepanjang sejarah perjalanan bangsa, UKI mengambil peran penting. Universitas Kristen Indonesia melakukan dua pekerjaan sekaligus, basis intelektual dan penjaga moral (Guardian of Value).
Gelombang protes mahasiswa 1966, 1974, 1978, 1980-an dan masa Reformasi 1998, Kampus UKI Cawang menjadi basis utama.
Bukan semata-mata protes juga memberikan pikiran-pikiran untuk bangsa dan negara. Ribuan alumni telah dihasilkan, puluhan alumni mengambil posisi dan dipercaya untuk menduduki posisi penting baik di pemerintahan, parlemen maupun swasta.

Ikatan Alumni UKI yang dibentuk pada Kongres I IKA UKI 2003 juga mengambil peran signifikan dalam pertumbuhan UKI.
Saat ini, tercatat kurang lebih 40.000 alumnus UKI yang tersebar di seluruh Indonesia juga manca negara.
Sebuah modal yang sangat potensial. Pemikiran-pemikiran para pendiri UKI harus di maknai sesuai dengan kondisi obyektif dan subyektif saat ini. Apalagi saat ini kemajuan ilmu dan teknologi sangat cepat.
Perkembangan global, regional dan nasional juga mengalami perkembangan. Era Revolusi 4.0 ditandai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Sebagai bagian dari anak bangsa, IKA UKI juga sadar akan tugas dan tanggung memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara.
Sepanjang delapan belas tahun sejak berdiri berbagai bentuk pemikiran dan upaya-upaya partisipatif telah banyak diberikan kepada bangsa dan negara.
Sudah barang tentu hal tersebut akan terus dilakukan secara berkesinambungan.
Kongres VII ini akan dilakukan pada bulan Februari 2025, dengan rangkaian sebagai berikut :
I. Seminar Pra Kongres, dengan mengundang salah satu pejabat publik dan narasumber akan diisi oleh para alumnus UKI dari berbagai angkatan dan latar belakang pendidikan. Di laksanakan pada Hari, Jumat 14 Februari 2025,
II. Kongres VII akan di laksanakan pada Hari, Sabtu 22 Februari 2025 yang akan di akan diikuti ratusan urusan alumni dari berbagai wilayah di Indonesia. Juga akan diisi Pemandangan Umum oleh salah satu menteri.
III. Tempat Pelaksanaan Seminar Pra & Kongres VII, Graha William Soeryadjaya (GWS) Lt. 1, Kampus UKI Cawang Jl. Mayjen Soetoyo-Cawang, Jakarta Timur.*(sorotmerahputih)
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp sorotmerahputih.com klik di sini