Sorot Merah Putih, Jakarta – Iran akhirnya merespons serangan udara besar-besaran Israel yang terjadi Jumat (13/6) dini hari, dengan meluncurkan serangan balasan tingkat presisi sangat tinggi.
Meski skalanya dianggap belum maksimal, dampak strategis dan psikologisnya dinilai cukup signifikan, terutama dalam membongkar klaim Israel bahwa target serangan adalah kawasan sipil.
Dari hasil analisis geolokasi menggunakan Google Earth, diketahui bahwa salah satu sasaran rudal Iran di Tel Aviv ternyata berada di Kompleks Militer Hakyria-markas utama pertahanan Israel.
Klaim otoritas Israel yang menyebut korban dan bangunan sebagai sipil pun menjadi diragukan.

Andrianto: Ini Titik Balik Psikologis
Aktivis dan ahli geopolitik, Andrianto menilai serangan Iran merupakan pukulan strategis terhadap Israel, tidak hanya secara militer tetapi juga secara psikologis dan simbolik.
“Serangan ini memang belum besar, tapi presisinya tinggi. Iran sedang mengirim pesan kuat: mereka bisa menghantam jantung militer Israel kapan pun,” ujar Andrianto. Sabtu (14/6/2025).
Menurutnya, serangan ini membawa dampak signifikan terhadap persepsi dan psikologi umat Islam di seluruh dunia:
“Warga Gaza dan umat Islam global merespons dengan kegembiraan. Ini bukan soal balas dendam semata, tapi pembuktian bahwa kekejaman Zionis tidak akan dibiarkan begitu saja,” katanya.
Ia juga menekankan bahwa serangan Iran ini telah menggoyahkan dominasi militer Barat yang selama ini diasumsikan tak tertandingi oleh negara-negara Islam.
“Kita menyaksikan sendiri bagaimana satu negara Islam mampu merespons dengan cerdas dan berani. Ini menghentak hegemoni Israel dan Barat. Selama ini dunia Islam dibuat merasa kecil. Sekarang rasa inferior itu mulai pecah,” ujar Andrianto.
Dampak Psikologis dan Politik di Israel
Andrianto menyoroti perubahan situasi sosial di Israel sebagai dampak langsung serangan balasan Iran.
“Warga Israel yang selama ini hidup nyaman, sekarang mulai merasakan rasa takut yang sama seperti yang dirasakan rakyat Palestina setiap hari,” ujarnya.
“Serangan ini menimbulkan efek traumatik. Dan ini baru permulaan. Iran sekarang punya dasar moral dan politik untuk menyerang kapan pun, karena Israel-lah yang lebih dulu melanggar kedaulatan mereka,” tambahnya.
Dorongan Persatuan Dunia Islam
Tak hanya itu, Andrianto menilai bahwa respons Iran dapat menjadi momentum kebangkitan persatuan di kalangan negara-negara Islam.
“Kalau negara-negara Islam bersatu dan mengambil posisi tegas, Israel bukan kekuatan yang tak tergoyahkan. Ini momentum membangun solidaritas global Islam dalam menghadapi penindasan yang sistematis,” tegasnya.
“Saya juga melihat sinyal kuat bahwa beberapa negara Arab, terutama yang dipimpin Emir-Emir, mulai membuka ruang dukungan logistik dan finansial. Ini membuat serangan ke Israel tidak tanggung-tanggung,” ungkapnya.
Situasi di kawasan kini sangat dinamis. Iran tampaknya belum menunjukkan seluruh kemampuannya, namun sudah cukup untuk membuka babak baru dalam konflik berkepanjangan ini.
“Iran sedang membentuk narasi baru: bahwa dominasi militer Israel bisa ditantang dan bahkan digoyang. Ini belum akhir, ini baru awal dari konstelasi baru di Timur Tengah,” pungkas Andrianto.*
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp sorotmerahputih.com klik di sini