Sorot Merah Putih, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto menggarisbawahi peran strategis para Hakim sebagai penjaga utama keadilan di Indonesia dalam pidato pengukuhan 1.451 hakim baru di Mahkamah Agung.
Presiden Prabowo menyampaikan bahwa para Hakim bukan sekadar pelaksana hukum, melainkan benteng terakhir keadilan yang menjadi harapan bagi rakyat, terutama kalangan kecil dan tertindas.

“Saya menegaskan, betapa pentingnya para Hakim. Anda adalah benteng terakhir keadilan. Orang kecil hanya bisa bergantung pada Hakim yang cinta keadilan, yang tidak bisa dibeli, Hakim yang cinta rakyat,” ucap Presiden dengan nada tegas.
Dalam sambutannya, Prabowo menekankan bahwa tugas para Hakim ke depan akan semakin berat, mengingat tantangan hukum yang semakin kompleks, serta harapan masyarakat terhadap keadilan yang semakin tinggi.
“Bahwa independensi, integritas, dan kecintaan pada rakyat harus menjadi landasan dalam setiap putusan yang diambil,” tegasnya.
Presiden juga menyampaikan pesan moral bahwa seorang Hakim harus mampu berdiri di atas semua kepentingan, tidak tunduk pada tekanan, dan tidak silau oleh kekuasaan maupun uang.
“Sebentar lagi, dengan Hakim-Hakim yang kuat, kita tegakkan hukum. Siapa pun yang melanggar hukum, mau bikin macam-macam, harus patuhi hukum untuk kepentingan kita semua,” ucapnya.
Dalam prosesi pengukuhan tersebut, Presiden Prabowo secara simbolis mewisuda 40 Hakim terpilih, menyerahkan Keputusan Presiden (Keppres), dan melakukan pengalungan medali kehormatan.
Kepala negara juga memberikan arahan langsung kepada para hakim agar menjalankan tugas dengan integritas, tanggung jawab, dan keberpihakan pada keadilan substantif, bukan semata-mata legalistik.
Acara tersebut turut dihadiri pejabat tinggi negara seperti Ketua Mahkamah Agung Sunarto, Wakil Ketua MA Bidang Non-Yudisial Suharto, Menteri Hukum dan HAM Supratman Andi Agtas, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, serta Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Pengukuhan ini juga menjadi tonggak penting bagi inklusivitas di dunia hukum Indonesia, karena dari 1.451 Hakim baru yang dilantik, 40,7 persen di antaranya adalah perempuan.
Hal ini mencerminkan langkah maju dalam meningkatkan representasi perempuan di sektor peradilan.
Presiden menutup pidatonya dengan penegasan bahwa kepercayaan rakyat terhadap negara sangat tergantung pada kualitas keadilan yang diberikan para Hakim.
“Negara menaruh harapan besar pada para Hakim. Keadilan adalah fondasi utama bagi tegaknya hukum dan kepercayaan publik terhadap negara,” tandasnya.*
Baca juga :
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp sorotmerahputih.com klik di sini















