Sorot Merah Putih, Jakarta – Wakil Menteri (Wamen) Transmigrasi Viva Yoga Mauladi menegaskan pentingnya memperkuat kawasan transmigrasi di wilayah perbatasan sebagai strategi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Menurutnya, keberadaan transmigran di perbatasan berperan penting dalam mencegah pergeseran patok batas dan klaim sepihak oleh negara lain.
“Dengan menempatkan transmigran di wilayah perbatasan, mereka akan menjadi penjaga wilayah Indonesia. Ini sejalan dengan amanat Presiden Prabowo Subianto bahwa transmigrasi juga bertujuan menjaga keutuhan NKRI,” ujar Viva Yoga saat menerima kunjungan kerja Bupati Sambas, Satono di Kantor Kementerian Transmigrasi, Kalibata, Jakarta, Senin (6/10/2025).
Viva mengingatkan bahwa kasus lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan menjadi pelajaran penting tentang pentingnya pengelolaan wilayah perbatasan secara maksimal.
Kawasan Strategis di Perbatasan
Kabupaten Sambas di Kalimantan Barat merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung dengan Malaysia, baik melalui jalur darat maupun perairan. Akses dari dan ke Malaysia dapat ditempuh melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk yang berada di wilayah tersebut.
Transmigrasi di Sambas sudah dimulai sejak 1982. Dari 154 kawasan transmigrasi yang tersebar di seluruh Indonesia, dua di antaranya berada di Sambas, yakni Subah dan Gerbang Mas Perkasa. Dua kawasan ini terbagi dalam kawasan prioritas nasional dan kawasan prioritas bidang, dengan total 41 Satuan Pemukiman (SP) yang sebagian besar dihuni transmigran asal Jawa Timur dan Jawa Tengah.
“Kawasan Subah dan Gerbang Mas Perkasa berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi baru di Sambas. Pemerintah akan terus mendorong pengembangannya,” kata Viva Yoga.
Dukungan APBN dan Infrastruktur Penunjang
Untuk mempercepat pembangunan, Kementerian Transmigrasi mengalokasikan anggaran APBN tahun 2025 sebesar Rp5,15 miliar. Dana tersebut akan digunakan antara lain untuk rehabilitasi sekolah dan peningkatan jalan penghubung di kawasan transmigrasi.
Peningkatan jalan ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas sektor unggulan seperti jeruk Sambas, hasil budidaya laut, kelapa, sawit, dan tanaman pangan seperti padi.
“Jeruk Sambas sangat populer dan banyak dijual di Pontianak,” tambah mantan anggota Komisi IV DPR RI itu.
Selain infrastruktur, Viva Yoga juga menyoroti persoalan lain yang masih menjadi pekerjaan rumah di kawasan transmigrasi, yakni penyelesaian sertipikat hak milik (SHM) milik transmigran.
“Masalah SHM ini sedang kami koordinasikan dengan Kementerian ATR/BPN. Namun, pemerintah daerah juga harus aktif mempercepat penyelesaian sertipikat tersebut,” tegasnya.
Ia mengingatkan bahwa ketidakjelasan status kepemilikan tanah kerap menjadi pemicu konflik di tengah masyarakat. Karena itu, penyelesaian SHM menjadi langkah penting untuk memberikan kepastian hukum bagi para transmigran.***
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp sorotmerahputih.com klik di sini