Sorot Merah Putih, Jakarta – Badan Intelijen Negara (BIN) yang dipimpin oleh Jenderal TNI (Purn) Muhammad Herindra sejak 21 Oktober 2024. Mantan Wakil Menteri Pertahanan ini ditunjuk Presiden Prabowo Subianto untuk menggantikan Budi Gunawan setelah melewati fit and proper test (uji kelayakan dan kepatutan) di DPR pada 16 Oktober 2024.
Pelantikan Herindra dilakukan bersamaan dengan jajaran menteri Kabinet Merah Putih di Istana Kepresidenan, Jakarta. Langkah ini menandai babak baru kepemimpinan BIN di era pemerintahan Presiden Prabowo.

Peraih Adhi Makayasa hingga Jenderal Kehormatan
Muhammad Herindra bukan sosok baru di dunia pertahanan dan intelijen. Lulusan terbaik Akademi Militer (Akmil) 1987 ini dikenal cakap di bidang infanteri dan merupakan peraih Adhi Makayasa, penghargaan tertinggi bagi taruna terbaik.
Ia mengikuti jejak ayahnya, Letkol Inf (Purn) Drs. Hudaya, yang juga berlatar belakang militer.
Karier militernya banyak dihabiskan di Kopassus, korps pasukan elit TNI AD. Herindra pernah bertugas di berbagai operasi tempur termasuk di Timor Timur.
Berbagai jabatan strategis pernah diembannya, mulai dari Wakil Komandan Jenderal Kopassus (2013–2014), Komandan Jenderal Kopassus (2016), hingga Pangdam III/Siliwangi (2016–2017).
Ia juga pernah menjabat sebagai Irjen TNI (2018–2020) sebelum dipercaya sebagai Kepala Staf Umum TNI.
Pengabdiannya yang panjang mendapat apresiasi tinggi. Pada 10 Agustus 2025, Presiden Prabowo menganugerahkan Herindra pangkat Jenderal Kehormatan Bintang Empat dalam acara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Pusdiklatpassus Kopassus, Batujajar, Bandung Barat.
Herindra juga memiliki rekam jejak akademik internasional. Ia menempuh pendidikan di The Military College of Vermont – Norwich University, USA, serta di National Defense University, USA. Selain itu, ia juga lulus berbagai pendidikan khusus seperti Terjun Bebas, Seskoad, Seskogab Malaysia, hingga Lemhannas.
Sebelum memimpin BIN, Herindra menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan (Desember 2020–2024) mendampingi Prabowo Subianto.
Penunjukannya sebagai Kepala BIN disebut sebagai langkah strategis untuk memperkuat intelijen negara dalam menghadapi tantangan geopolitik global dan ancaman non-militer yang semakin kompleks.

Pengkoleksi Brevet dan Penghargaan Polri
Mendampingi Herindra, posisi Wakil Kepala BIN kini dipegang oleh Komjen Pol. (Purn) Imam Sugianto sejak April 2025. Lulusan Akpol 1990 ini terakhir menjabat sebagai Asisten Utama Kapolri Bidang Operasi sebelum dipercaya masuk ke jajaran pimpinan BIN.
Imam Sugianto lahir di Malang, Jawa Timur, 11 Maret 1967. Ia dikenal sebagai perwira Polisi yang memiliki pengalaman panjang di lapangan maupun di lingkaran kekuasaan. Imam pernah menjadi ajudan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2012.
Berbagai jabatan strategis pernah diembannya di kepolisian, antara lain:
Wakapolda DIY (2014-2015)
Wakapolda Kalimantan Barat (2019-2020)
Kapolda Kalimantan Timur (2021-2023)
Kapolda Jawa Timur (2023-2025)
Ia juga pernah menjabat sebagai Asisten Operasi Kapolri di masa Jenderal Idham Azis hingga Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Setelah validasi organisasi Polri pada 2024, jabatan ini berganti nama menjadi Astamaops Kapolri yang dipegang perwira berpangkat Komjen Pol.
Imam pun berpengalaman memimpin empat kepolisian resor strategis, seperti Kapolresta Surabaya Timur, Kapolres Gresik, Kapolres Metro Bekasi Kota, hingga Kapolres Metro Jakarta Selatan.
Selain memiliki karier cemerlang, Imam juga mengoleksi brevet dan penghargaan sepanjang kariernya di Kepolisian. Brevet merupakan tanda kehormatan atau lencana khusus yang diberikan kepada prajurit TNI/Polri
Duet Strategis Perkuat Intelijen Nasional
Kombinasi pengalaman militer Herindra dan rekam jejak kepolisian Imam Sugianto dinilai menjadi duet strategis yang akan memperkuat peran BIN dalam menjaga stabilitas keamanan nasional.
Di bawah kepemimpinan mereka, BIN diharapkan mampu menjawab tantangan intelijen di era baru, mulai dari ancaman siber, terorisme, hingga dinamika geopolitik kawasan.
Langkah Presiden Prabowo menunjuk keduanya dipandang sebagai upaya memperkokoh sinergi antara pertahanan dan keamanan dalam satu komando intelijen negara.***
Ikuti Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp sorotmerahputih.com klik di sini